Calistung Pmbelajaran : PABP
A. Pengertian Iman kepada Rasul - rasul Allah SWT
Iman kepada rasul bearti meyakini bahwa rasul itu benar - benar utusan Allah SWT yang ditugaskan untuk membimbing umatnya kejalan yang benar agar selamat didunia dan akhirat.
- Nabi : Manusia pilihan yang diberi wahyu oleh Allah SWT utuk dirinya sendiri dan tidak mempunyai kewajiban untuk menyampaikan pada umatnya.
- Rasul : Manusia pilihan Allah SWT yang diangkat sebagai utusan untuk menyampaikan firman - firmannya kepada umat manusia agar dijadikan pedoman hidup.
B. Sifat
Rasul-Rasul Allah Swt.
Rasul
sebagai utusan Allah Swt. memiliki sifat-sifat yang melekat pada dirinya.
Sifat-sifat ini sebagai bentuk kebenaran seorang rasul. Sifat-sifat tersebut
adalah sifat wajib, sifat mustahil, dan sifat jaiz.
1. Sifat
Wajib
Sifat wajib
artinya sifat yang pasti ada pada rasul. Tidak bisa disebut seorang rasul
jika tidak memiliki sifat-sifat ini. Sifat wajib ini ada 4, yaitu seperti
berikut.
a. Aṡ-Ṡidd³q
Aṡ-Ṡidd³q, yaitu rasul selalu benar.
Apa yang dikatakan Nabi Ibrahim as. Kepada bapaknya adalah perkataan yang
benar. Apa yang disembah oleh bapaknya adalah sesuatu yang tidak memberi
manfaat dan mudarat, jauhilah. Peristiwa ini diabadikan pada Q.S.
Maryam/19: 41, berikut ini:
Artinya: “Dan
ceritakanlah (Muhammad) kisah Ibrahim di dalam kitab (al-Qur’ān),
sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan seorang nabi.” (Q.S.
Maryam/19: 41)
b. Al-Amānah
Al-Amānah, yaitu rasul selalu dapat
dipercaya. Di saat kaum Nabi Nuh as. mendustakan apa yang dibawa oleh Nabi Nuh
as. lalu Allah Swt. Menegaskan bahwa Nuh as., adalah orang yang terpercaya
(amanah). Sebagaimana dijelaskan dalam Q.S. asy-Syu’āra/26
106-107 berikut ini:
Artinya: “Ketika
saudara mereka (Nuh) berkata kepada mereka, “Mengapa kamu tidak bertakwa?
Sesungguhnya aku ini seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu.” (Q.S.
asy-Syu’āra/26: 106- 107)
c.
At-Tabl³g
At-Tabl³g, yaitu rasul selalu
meyampaikan wahyu. Tidak ada satu pun ayat yang disembunyikan Nabi Muhammad
saw. dan tidak disampaikan kepada umatnya. Dalam sebuah riwayat diceritakan
bahwa Ali bin Abi Talib ditanya tentang wahyu yang tidak terdapat dalam al-Qur’ān,
Ali pun menegaskan bahwa
“Demi Zat
yang membelah biji dan melepas napas, tiada yang disembunyikan kecuali
pemahaman seseorang terhadap al-Qur’ān.” Penjelasan ini terkait dengan Q.S. al-Māidah/5:
67 berikut ini.
Artinya:“Wahai
rasul! Sampaikanlah apa yang diturunkan Tuhanmu kepadamu. Jika tidak engkau
lakukan (apa yang diperintahkan itu) berarti engkau tidak menyampaikan
amanat-Nya. Dan Allah memelihara engkau dari (gangguan) manusia.
Sungguh, Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir.” (Q.S.
al-Māidah/5: 67)
d. Al-Faṭānah
Al-Faṭānah, yaitu rasul memiliki kecerdasan yang
tinggi. Ketika terjadi perselisihan antara kelompok kabilah di Mekah, setiap
kelompok memaksakan kehendak untuk meletakkan al- Hajār
al-Aswād (batu hitam) di atas Ka’bah, lalu Rasulullah saw. menengahi
dengan cara semua kelompok yang bersengketa agar memegang ujung dari kain itu.
Kemudian, Nabi meletakkan batu itu di tengahnya, dan mereka semua mengangkat
hingga sampai di atas Ka’bah. Sungguh cerdas Rasulullah saw.
2. Sifat
Mustahil
Sifat
mustahil adalah sifat yang tidak mungkin ada pada rasul. Sifat mustahil ini
lawan dari sifat wajib, yaitu seperti berikut.
a. Al-Kiẓẓ³b
Al-Kiẓẓ³b, yaitu mustahil rasul itu
bohong atau dusta. Semua perkataan dan perbuatan rasul tidak pernah bohong
atau dusta.
Artinya: “Kawanmu
(Muhammad) tidak sesat dan tidak (pula) keliru, dan tidaklah yang diucapkan itu
(al-Qur’ān) menurut keinginannya tidak lain (al-Qur’ān) adalah wahyu yang
diwahyukan (kepadanya).” (Q.S an-Najm/53: 2-4)
b. Al-Khiānah
Al-Khiānah, yaitu mustahil rasul itu khianat.
Semua yang diamanatkan kepadanya pasti dilaksanakan.
Artinya: “Ikutilah
apa yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad), tidak ada Tuhan selain Dia,
dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (Q.S al-An’ām/6: 106)
c. Al-Kiṭmān
Al-Kiṭmān, yaitu mustahil rasul
menyembunyikan kebenaran. Setiap firman yang ia terima dari Allah Swt. pasti ia
sampaikan kepada umatnya.
Artinya: “Katakanlah
(Muhammad), Aku tidak mengatakan kepadamu bahwa perbendaharaan Allah ada
padaku, dan aku tidak mengetahui yang gaib dan aku tidak (pula) mengatakan
kepadamu bahwa aku malaikat. Aku hanya mengikuti apa yang di wahyukan kepadaku.
Katakanlah, Apakah sama orang yang buta dengan orang yang melihat? Apakah
kamu tidak
memikirkan(nya).” (Q.S. al-An’ām/6: 50)
d. Al-Balādah
Al-Balādah yaitu mustahil rasul itu bodoh.
Meskipun Rasulullah saw. Tidak bisa membaca dan menulis (ummi) tetapi ia
pandai.
Artinya: “Jadilah
pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta janganlah pedulikan
orang-orang yang bodoh.” (Q.S al- A’rāf/7: 199)
3. Sifat
Jāiz
Sifat jāiz bagi
rasul adalah sifat kemanusiaan, yaitu al-ardul basyariyah, artinya
rasul memiliki sifat-sifat sebagaimana manusia biasa seperti rasa lapar, haus,
sakit, tidur, sedih, senang, berkeluarga dan lain sebagainya. Bahkan seorang
rasul tetap meninggal sebagai mana makhluk lainnya.
Di samping
rasul memiliki sifat wajib dan juga lawannya, yaitu sifat mustahil, rasul juga
memiliki sifat jāiz, tentu saja sifat jāiz-nya rasul
dengan sifat jaiznya Allah Swt. sangat berbeda.
Allah Swt. berfirman:
Artinya: “...(orang)
ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan seperti apa yang kamu
makan dan dia minum seperti apa yang kamu minum.” (Q.S. al Mu’minūn/23:
33)
Selain
tersebut di atas, rasul juga memiliki sifat-sifat yang tidak terdapat pada
selain rasul, yaitu seperti berikut.
1. Ishmaturrasūl adalah
orang yang ma’shum, terlindung dari dosa dan salah dalam
kemampuan pemahaman agama, ketaatan, dan menyampaikan wahyu Allah Swt. sehingga
selalu siaga dalam menghadapi tantangan dan tugas apa pun.
2. Iltizamurrasūl adalah
orang-orang yang selalu komitmen dengan apa pun yang mereka ajarkan. Mereka
bekerja dan berdakwah sesuai dengan arahan dan perintah Allah Swt. meskipun
untuk menjalankan perintah Allah Swt. Itu harus berhadapan dengan
tantangan-tantangan yang berat baik dari dalam diri pribadinya maupun dari para
musuhnya. Rasul tidak pernah sejengkal pun menghindar atau mundur dari perintah
Allah Swt.
C. Tugas Rasul
- Menyatukan I’tikad dan keyakinan umatnya bahwa Tuhan adalah dzat Yang Maha Kuasa
- Memberi batas bagi umatnya mana hal yang dilarang dan mana yang harus dikerjakan menurut perintah Allah SWT.
- Memberikan pedoman kepada umatnya agar mereka menghiasi diri dengan sifat-sifat yang utama (akhlak terpuji)
- Menjelaskan kepada umatnya apa saja yang dapat membawa mereka kepada keridhoan Allah dan apa saja yang dapat membawa mereka kepada kemurkaannya.
- Mengajarkan kepada umatnya tentang berita-berita gaib sesuai dengan ketentuan ketentuan yang digariskan Allah SWT.
D. Peran Rasul
- Menceritakan ayat-ayat Allah
- Menjelaskan agama dengan terang atau menggunakan bahasa kaumnya
- Membawa kebenaran, berita gembira, dan peringatan
- Memberi peringatan yang jelas
- Membawa berita gembira, memberi peringatan, dan sebagai saksi.
- Membawa keterangan-keterangan yang nyata
- Menyuruh untuk menyembah Allah dan bertakwa
- Menganjurkan manusia beriman agar tidak mengkultuskan para rasul dan agar manusia bersikap selalu mempelajari dan mengajarkan Al Quran
*-*
Saya sangat mengapreasikan segala kunjungan , komentar dan kritik pembaca ke Blog CALISTUNG PEMBELAJARAN. Semua itu telah membuat blog Calistung Pembelajaran menjadi lebih baik. Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam tulisan dan berinteraksi.
Semoga bermanfaat.
*Salam Pendidikan*
*Yang membuatku terus berkembang adalah tujuan-tujuan hidupku*
0 Response to "Iman Kepada Rasul - rasul Allah SWT"
Posting Komentar