Jika ingin memasang IKLAN di Blog ini bisa Hub : 085693505299


MINAT !! SIKAT !!!

SELAMAT DATANG DI BLOG CALISTUNG PEMBELAJARAN , SEMOGA APA YANG DI BERIKAN CALISTUNG PEMBELAJARAN INI BISA BERMANFAAT...AMIIIN

Pages

Pengertian Teori Sastra dan Fungsi Sastra, Secara konseptual, dan Menurut Beberapa Ahli

Pengertian Teori Sastra

Secara umum, yang dimaksud teori adalah suatu sistem ilmu atau pengetahuan sistematik yang menetapkan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati. Teori berisi konsep/uraian tentang hukum-hukum untuk suatu objek ilmu pengetahuan dari suatu titik pandang tertentu.

Pertama-tama yang diperlukan adalah bahwa istilah yang tepat untuk menyebut teori sastra, baik bahasa Indonesia atau Inggris, belum ditemukan. Akibatnya definisi mengenai hakikat, fungsi dan teori sastra tidak mudah dirumuskan. Bahkan istilah-istilah yang digunakan untuk menyebutkan konsep-konsep yang paling mendasar pun berbeda-beda. Antara teori dan ilmu sastra belum pada pembatasan yang jelas. Demikianlah pergelutan sastra menjadi ilmu menjadi hambatan-hambatan yang cukup banyak. Juga dalam hal konsep-konsep keilmuannya (Kuntara Wiryamartana, 1992). 

Menurut Wellek dan Warren (1993), sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sederetan karya seni. Sedangkan teori sastra adalah studi prinsip, kategori, dan kriteria yang dapat dipacu dan dijadikan titik tolak dalam telaah di bidang sastra. Sedangkan studi terhadap karya satra disebut kritik sastra dan sejarah sastra. Ketiga bidang ilmu tersebut saling mempengaruhi dan berkaitan secara erat. Teori sastra hanya ddapat disusun berdasarkan studi langsung terhadap karya sastra. Kriteria, kategori, dan skema umum mengenai sastra tidak mungkin diciptakan tanpa berpijak pada karya sastra kongkrit.

Secara konseptual, yang dimaksud dengan teori fiksi (sastra) merupakan sebuah sistem ilmiah atau pengetahuan sistematik yang merupakan pola pengaturan hubungan antara gejala-gejala yang diamati, Yosep (1997:13), karena itu, teori hakekatnya berisi konsep atau uraian tentang hukum-hukum umum suatu objek ilmu pengetahuan dari satu titik pandang tertentu. Demikian pula, sebuah teori dapat didedukasi secara logis dan dicek kebenarannya (diverifikasi) atau dibantah (difalsifikasi) pada objek atau gejala-gejala yang diamatinya.

Andre Lafevere, berpandangan bahwa karya sastra (termasuk fiksi) merupakan deskripsi pengalaman kemanusiaan yang memiliki demensi individual dan sosial kemasyarakatan sekaligus. Karena itu, pengalaman dan pengetahuan kemanusiaan tidaklah sekedar menghadirkan dan memotret begitu saja, melainkan secara substansial menyarankan bagaimana proses kreasi kreatif pengarang dalam mengekspresikan gagasan-gagasan keindahannya. Gagasan keindahan ini, dapatlah dikatakan berfungsi ganda, untuk mengomunikasikan kenikmatan estetik (esthetic enjoyment), dan bagaimana membuat manusia (pembaca atau penikmat) menemukan kehidupan itu sendiri dalam figurasi estetis dunia yang lain (sastra).

Sedangkan Jan Laxemburg, Mieke Bal, dan Willem G.Weststeij, menggunakan ilmu sastra yang merujuk pengertian pengertian yang tidak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan oleh Wellek dan Werren. Bagi mereka, ilmu sastra merupakan ilmu yang secara khusus mempelajari teks-teks satra secara sistematis sesuai dengan fungsi-fungsinya di dalam masyarakat. Karena itu tugas ilmu sastra tentunya meneliti dan merumuskan sastra dengan beragam ciri, dan fungsinya dalam masyarakat secara general dan sistematis, yang menentukan kaidah dan konvensi tertentu dalam kesusatraan secara umum.

Dengan demikian, mengacu pada paradigma di atas, dapatlah dibincangkan bahwa teori sastra memanglah kompleks dan beragam. Wellek dan Werren, menyatakan bahwa tugas teori sastra untuk menetapkan prinsip-prinsip, kategori-kategori, dan kriteria-kriteria yang terkait dengan sifat sastra pada umumnya yang berpijak pada hasil sejarah sastra dan kritiknya, maka berbicara mengenai teori sastra hakikatnya berbicara tentang teori kritik sastra dan teori sejarah sastranya. Karena itu, jika dikaitkan dengan pandangan Laxemburg, Mieke, dan Westseijn, istilah ilmu sastra pada keseluruhan kegiatan sistematis yang dikemukakan secara ilmiah dan dijabarkan secara rasional, jelas, dan investigatif. Hal demikian, bergerak pada prinsip dalam kajian sastra sebagai upaya untuk mendukung pemahaman dan apresiasi individual terhadap karya sastra di satu bagian, dan untuk pengembangan ilmu sastra itu sendiri pada bagian yang lain.

Objek ilmu sastra adalah sekelompok teks tertentu. Dapat dikatakan bahwa seharusnya ilmu sastra merupakan cabang ilmu teks pada umumnya. Akan tetapi ilmu ini baru dikembangkan sedangkan ilmu sastra mengandalkan tradisi yang lama sehingga lebih maju dalam penelitiannya. Mempelajari dengan seksama hasil karya satra secara ilmiah disebut ilmu sastra.  

Fungsi Sastra

Sastra dalam perkembangan memiliki banyak fungsi yang dapat dijadikan bahan dalam pembelajaran, baik terhadap anak-anak remaja, maupun bagi orang tua. Fungsi sastra harus sesuai dengan sifatnya yakni menyenangkan dan bermanfaat. Kesenangan yang tentunya berbeda dengan kesenangan yang disuguhkan oleh karya seni lainnya. Kesenangan yang lebih tinggi, yaitu kontemplasi yang tidak mencari keuntungan. Dan juga memberikan manfaat keseriusan. Keseriusan yang menyenangkan, estetis dan keseriusan presepsi. Sehingga ini berarti karya sastra tidak hanya memberikan hiburan kepada peminatnya tetapi juga tidak melupakan keseriusan pembuatnya.

Selain menampilkan unsur keindahan, hiburan dan keseriusan, karya sastra juga cenderung membuktikan memiliki unsur pengetahuan. Contohnya puisi, keseriusan puisi terletak pada segi pengetahuan yang disampaikannya. Jadi puisi dianggap sejenis pengetahuan. Seperti yang dikatakan oleh filosof terkenal Aristoteles bahwa puisi lebih filosofis dari sejarah karena sejarah berkaitan dengan hal-hal yang telah terjadi, sedangkan puisi berkaitan dengan hal-hal yang bisa terjadi, yaitu hal-hal yang umum dan yang mungkin.

Lain lagi dengan novel. Para novelis dapat mengajarkan lebih banyak tentang sifat-sifat manusia daripada psikolog. Karena novelis mampu mengungkapkan kehidupan batin tokoh-tokoh pada novel yang ditulisnya. Sehingga ada yang berpendapat novel-novel bisa dijadikan sumber bagi para psikolog atau menjadi kasus sejarah yang dapat memberikan ilustrasi dan contoh. Bahkan bisa dikatakan bahwa novelis menciptakan dunia yang mengandung nilai kebenaran dan pengetahuan sistematis yang dapat dibuktikan.

Fungsi sastra, menurut sejumlah teoretikus, adalah untuk membebaskan pembaca dan penulisnya dari tekanan emosi. Mengekspesikan emosi berarti melepaskan diri dari emosi itu. Contohnya ketika penonton drama dan pembaca novel yang bisa mengalami perasaan lega dalam artian bisa melepaskan emosinya. Namun hal ini masih dipertanyakan karena banyak novel yang ditulis atas dasar curahan emosi penulisnya sehingga pembaca pun bisa merasakan emosi yang menekan penulisnya.

Jadi, pertanyaan mengenai apa fungsi sastra sebenarnya belum dapat dijelaskan dengan tepat karena yang bisa merasakan fungsi sastra adalah si pembaca itu sendiri. Apakah ia mendapatkan pengetahuan, hiburan, nilai kebenaran, nilai psikologis dan lain sebagainya. Namun demikian, sastra sebagai unsur kebahasaan tentunya memiliki fungsi dan karakter khusus. Dalam kaitannya dengan kehidupan sosial kemasyarakatan, sastra memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:

Dalam kehidupan masyarakat sastra mempunyai beberapa fungsi yaitu :

  1. Fungsi rekreatif, yaitu sastra dapat memberikan hiburan yang menyenangkan bagi penikmat atau pembacanya.
  2. Fungsi didaktif, yaitu sastra mampu mengarahkan atau mendidik pembacanya karena nilai-nilai kebenaran dan kebaikan yang terkandung didalamnya.
  3. Fungsi estetis, yaitu sastra mampu memberikan keindahan bagi penikmat/pembacanya karena sifat keindahannya.
  4. Fungsi moralitas, yaitu sastra mampu memberikan pengetahuan kepada pembaca /peminatnya sehingga tahu moral yang baik dan buruk, karena sastra yang baik selalu mengandung moral tinggi.
  5. Fungsi religius, yaitu sastra pun menghasilkan karya-karya yang mengandung ajaran agama yang dapat dileladani para penikmat/pembaca sastra.  
   
*-*


Saya sangat mengapreasikan segala kunjungan , komentar dan kritik pembaca ke Blog CALISTUNG PEMBELAJARAN. Semua itu telah membuat blog Calistung Pembelajaran menjadi lebih baik. Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam tulisan dan berinteraksi.
Semoga bermanfaat.

*Salam Pendidikan*
*Jangan menyerah dalam keadaan apapun*

0 Response to "Pengertian Teori Sastra dan Fungsi Sastra, Secara konseptual, dan Menurut Beberapa Ahli"

Posting Komentar