Calistung Pembelajaran : PAI
KATA PENGANTAR
Sebelumnya kami mengucapkan puji dan syukur kehadirat
Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada kami , sehingga
saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Ucapan terima kasih dan puji syukur
kami sampaikan kepada Allah dan semua pihak yang telah membantu kelancaran,
memberikan masukan serta ide-ide untuk menyusun makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memenuhi kewajiban saya Saya
menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, untuk itu Saya mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................................... i
KATA PENGANTAR
....................................................................................
ii
DAFTAR ISI
....................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Masjid............................................................................................................... 2
2.2 Makam.............................................................................................................. 2
2.3 Seni Rupa dan Aksara...................................................................................... 3
2.4 Seni Sastra........................................................................................................ 4
2.5 Sistem Kalender.......................................................................................... 5
2.6 Seni Musik dan Tari.................................................................................... 6
2.7 Sistem Pemerintahan................................................................................... 6
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan....................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar
belakang
Agama dan budaya
Islam yang masuk ke Indonesia mempengaruhi kebudayan asli Indonesia sehingga
menimbulkan akulturasi kebudayan sehingga lahirlah corak baru kebudayan
Indonesia.
Islam merupakan salah
satu agama yang masuk dan berkembang di Indonesia. Hal ini tentu bukanlah
sesuatu yang asing bagi Anda, karena di mass media mungkin Anda sudah sering
mendengar atau membaca bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki penganut
agama Islam terbesar di dunia
Agama Islam masuk ke
Indonesia dimulai dari daerah pesisir pantai, kemudian diteruskan ke daerah
pedalaman oleh para ulama atau penyebar ajaran Islam. Mengenai kapan Islam
masuk ke Indonesia dan siapa pembawanya terdapat beberapa teori yang
mendukungnya. Untuk lebih jelasnya silahkan Anda simak uraian materi berikut
ini. Proses Masuk dan Berkembangnya Agama dan Kebudayaan Islam di Indonesia
Proses masuk dan
berkembangnya agama Islam di Indonesia menurut Ahmad Mansur Suryanegara dalam
bukunya yang berjudul Menemukan Sejarah, terdapat 3 teori yaitu teori Gujarat,
teori Makkah dan teori Persia.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Masjid
Dilihat dari
segi arsitektuknya, masjid-masjid kuno di Indonesia menampakan gaya arsitektur
asli Indonesia dengan ciri-ciri sebagai berikut.
- Atapnya bertingkat/tumpang dan ada puncaknya
(mustaka).
- Pondasinya kuat dan agak tinggi.
- Ada serambi di depan atau di samping.
- Ada kolam/parit di bagian depan atau samping.
Gaya
arsitektur bangunan yang mendapat pengaruh Islam ialah sebagai berikut:
- hiasan kaligrafi;
- kubah;
- bentuk masjid.
Adapun
bangunan masjid kuno yang beratap tumpang, antara lain sebagai berikut
1. Masjid beratap tumpang, antara lain sebagai berikut.
1. Masjid beratap tumpang, antara lain sebagai berikut.
- Masjid Agung Cirebon dibangun pada abad ke-16.
- Masjid Angke, Tambora dan Marunda di Jakarta
dibangun pada abad ke-18.
- Masjid Katangka di Sulawesi Selatan dibangun pada
abad ke-17.
2. Masjid
beratap tumpang tiga, antara lain sebagai berikut.
- Masjid Agung Demak dibangun pada abad ke-16.
- Masjid Baiturahman di Aceh, dibangun pada masa
pemerintahan Sultan Iskandar Muda, yakni pada abad ke-17.
- Masjid Jepara
- Masjid Ternate
3. Masjid
beratap tumpang lima ialah Masjid Banten yang dibangun pada abad ke-17.
2.2. Makam
Makam khususnya untuk para raja bentuknya seperti
istana disamakan dengan orangnya yang dilengkapi dengan keluarga, pembesar, dan
pengiring terdekat. Budaya asli Indonesia terlihat pada gugusan cungkup yang
dikelompokkan menurut hubungan keluarga. Pengaruh budaya Islam terlihat pada
huruf dan bahasa Arab, misalnya Makam Puteri Suwari di Leran (Gresik) dan Makam
Sendang Dhuwur di atas bukit (Tuban).
2.3. Seni Rupa dan Aksara
Akulturasi bidang seni rupa terlihat pada seni
kaligrafi atau seni khot, yaitu seni yang memadukan antara seni lukis dan seni
ukir dengan menggunakan huruf Arab yang indah dan penulisannya bersumber pada
ayat-ayat
suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.
suci Al Qur'an dan Hadit. Adapun fungsi seni kaligrafi adalah untuk motif batik, hiasan pada masjid-masjid, keramik, keris, nisan, hiasan pada mimbar dan sebagainya.
2.4. Seni Sastra
Seni sastra Indonesia di zaman Islam banyak
terpengaruh dari sastra Persia. Di Sumatra, misalnya menghasilkan karya
sastrayang berisi pedoman-pedoman hidup, seperti cerita Amir Hamzah, Bayan
Budiman dan 1001 Malam. Di samping itu juga mendapat pengaruh Hindu, seperti
Hikayat Pandawa Lima, Hikayat Sri Rama. Cerita Panji pada zaman Kediri (Hindu)
muncul lagi dalam bentuk Islam, seperti Hikayat Panji Semirang. Hasil seni
sastra, antara lain sebagai berikut.
- Suluk, yaitu kitab yang membentangkan ajaran
tasawuf. Contohnya ialah Suluk Wujil, Suluk Sukarsa, dan Suluk Malang
Sumirang. Karya sastra yang dekat dengan suluk ialah primbon yang isinya
bercorak kegaiban dan ramalan penentuan hari baik dan buruk, pemberian
makna kepada sesuatu kejadian dan sebagainya.
- Hikayat, yakni saduran cerita wayang.
- Babad, ialah hikayat yang berisi sejarah.
Misalnya Babad Tanah Jawi isinya sejarah Pulau Jawa, Babad Giyanti tentang
pembagian Mataram menjadi Surakarta dan Yogyakarta dan sebagainya.
- Kitab-kitab lain yang berisi ajaran moral dan
tuntunan hidup, seperti Tajus Salatin dan Bustan us Salatin.
2.5. Sistem Kalender
Pada zaman Khalifah Umar bin Khatab ditetapkan
kalender Islam dengan perhitungan atas dasar peredaran bulan yang disebut tahun
Hijriah. Tahun 1 Hijrah (H) bertepatan dengan tahun 622 M. Sementara itu, di
Indonesiapada saat yang sama telah menggunakan perhitungan tahun Saka (S) yang
didasarkan atas peredaran matahari. Tahun 1 Saka bertepatan dengan tahun 78 M.
Pada tahun 1633 M, Sultan Agung raja terbesar Mataram menetapkan berlakuknya
tahun Jawa (tahun Nusantara) atas dasar perhitungan bulan ( 1 tahun =354 hari).
Dengan masuknya Islam maka muncul sistem kalender Islam dengan menggunakan
nama-nama bulan, seperti Muharram (bulan Jawa; Sura),Shafar (bulan Jawa;
Sapar), dan sebagainya sampai dengan Dzulhijah (bulan Jawa; Besar) dengan tahun
Hijrah (H).
2.6. Seni Musik dan Tari
Akulturasi pada seni musik terlihat pada musik qasidah
dan gamelan pada saat upacara Gerebeg Maulud. Di bidang seni tari terlihat pada
tari Seudati yang diiringi sholawat nabi, kesenian Debus yang diawali dengan
membaca Al Qur'an yang berkembang di Banten, Aceh, dan Minangkabau.
2.7. Sistem Pemerintahan
Pada zaman Hindu pusat kekuasaan adalah raja sehingga
raja dianggap sebagai titisan dewa. Oleh karena itu, muncul kultus “dewa raja”.
Apa yang dikatakan raja adalah benar. Demikian juga pada zaman Islam, pola
tersebut masih berlaku hanya dengan corak baru. Raja tetap sebagai penguasa
tunggal karena dianggap sebagai khalifah, segala perintahnya harus dituruti.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan makalah diatas maka dapat
diambil kesimpulan bahwa Pada masa kedatangan dan penyebaran Islam di Indonesia
terdapat beraneka ragam suku bangsa, organisasi pemerintahan, struktur ekonomi,
dan sosial budaya. Suku bangsa Indonesia yang bertempat tinggal di
daerah-daerah pedalaman, jika dilihat dari sudut antropologi budaya, belum
banyak mengalami percampuran jenis-jenis bangsa dan budaya dari luar, seperti
dari India, Persia, Arab, dan Eropa. Struktur sosial, ekonomi, dan budayanya
agak statis dibandingkan dengan suku bangsa yang mendiami daerah pesisir.
Mereka yang berdiam di pesisir, lebih-lebih di kota pelabuhan, menunjukkan
ciri-ciri fisik dan sosial budaya yang lebih berkembang akibat percampuran
dengan bangsa dan budaya dari luar..
DAFTAR
PUSTAKA
https://indonesianto07.wordpress.com/2008/11/09/perkembangan-dan-akulturasi-islam-di-indonesia/
http://revirevoltworld.blogspot.co.id/2011/03/perwujudan-akulturasi-islam-dengan.html
Saya sangat mengapreasikan segala kunjungan , komentar dan kritik pembaca ke Blog CALISTUNG PEMBELAJARAN. Semua itu telah membuat blog Calistung Pembelajaran menjadi lebih baik. Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam tulisan dan berinteraksi.
Semoga bermanfaat.
*Salam Pendidikan*
0 Response to "Hasil Alkulturasi Budaya Islam"
Posting Komentar