Jika ingin memasang IKLAN di Blog ini bisa Hub : 085693505299


MINAT !! SIKAT !!!

SELAMAT DATANG DI BLOG CALISTUNG PEMBELAJARAN , SEMOGA APA YANG DI BERIKAN CALISTUNG PEMBELAJARAN INI BISA BERMANFAAT...AMIIIN

Pages

Penyakit Riketsia


Penyakit Riketsia adalah nfeksi yang di sebabkan oleh kelompok bakteri gram negatif dari golongan rickettsiaoe , ehrilichia , orienfio , dan coxiella. Nama Rickeffsia diambil dari seorang peneliti dan juga ahli patologi Amerika , Howard Taylor Rickettcs. Beliau akhirnya wafat karena terkena penyakit turunan tifus yang sedang ditelitinya , meskipun namanya seupa dengan kelainan karena kekurangan vitamin D , yaitu rickets , bakteri rickettsia bukanlah penyebabnya. Penyakit ini bersifat akademik hampu di seluruh dunia , termasuk Indonesia. Endemik berarti keadaan suatu masalah kesehatan (umumnya penyakit) yang frekuensinya pada suatu wilayah tertentu menetap dalam waktu yang lama.
A. Gejala – gejala penyakit Rikettsia
Gejala umumnya mulai dari yang ringan seoerti demam dengan kulit bernintil – bintil (ruam) , kemerahan , mual , muntah , nyeri perut , tekanan darah turun , hingga klinis yang lebih berat seperti peradangan otak , gagal ginjal , dan kegagalan pernapasan. Bakteri biasanya menyerang dan merusak dinding  pembuluh darah sehingga terjadi kebocoran darah ke kulit yang disebut edema. Lama – lama terjadi volume darah berkurang , suplai darah dan nutrisi ke bagian – bagian tubuh terganggu , sehingga nantinya terjadi gangguan fungsi organ.
Penyakit Rocky Mountain Spotted Fever penyakit ini dapat menimbulkan angka kematian 20 – 25 % walau sudah diterapi dengan antiblotika yang tepat. Risiko keparahan dan kematian meningkat pada laki – laki , orang lanjut usia , dan orang berkulit hitam yang disertai kekurangan enzim GGPD.
Infeksi pertama dulu diketahui terjadi di negara bagian Rocky Mountain , Amerika Serikat. Bakteri Rikettsia penyebab Rocky Mountain Spotted Fever ini mampu mengakibatkan kerusakan yang parah pada sel otot halus , pembuluh darah , sehingga terjadilah pendarahan.
Ricketsialpox dan spotted fever lain penyakit epidemik ini di tandai dengan deman , ruam , kemerahan , dan matinya jaringan kulit. Kebanyakan penderita ditemykan kelaian ruam kemerahan disertai gelembung berair seperti , pada cacar air. Varian lainnya ada Boutanneuse Fever dengan druam kemerahan yang agak meninggi (papular).
Demam ini punya banyak nama sesuai wilayah terjadinya , ada yang disebut kenya tick typhus , mediaterranean spotted fever , south African Tick Bite Fever , North Asian Tick Typhus , Queensland Tick Typhus , dan oriental spotted fever.
Tifus endemik (Brill – Zinscer Disease) serangan bakteri Rikettsia Prowazekill memiliki masa laten (Penderita terinfeksi , tapi tidak menunjukkan gelaja apa – apa) diantara masa epoidemiknya , daat daya tahan tubuh penderita menurun , demam tifys bisa muncul lagi dengan nama Brill – Zinsser Disease (Relapsing Louse – Borne Typhus).
·      Tifus Endemik (Murine Typhus , Flea – Borne Typhus) Gejala tifus endemik mirip dengan tifus epidemik tapi lebih ringan dan jarang menyebabkan kematian. Demam disertai dengan bintil – bintil pada kulit muncul pada infeksi oleh bakteri dari kelompok spotted fever.
·      Ehrlichia spesies ini menyebabkan ehrichioses yang bervaruasi tinggkat keparahannya , mulai dari demam menyerupai Rocky Mountain Spotted Fever , kecuali ruamnya yang lebih sedikit , hingga sindroma infeksius yang lebih berat menyerupai mononukleosis , ada yang disebut demam sennetsu , dan hanya ditemukan dijepang dan malaysia. Serangan ini biasanya dapat sembuh dengan sendirinya.
·      Orientia bisa ditemukan gejala demam , nyeri kepala , dan pembengkakan kelenjar limfe [ada beberapa kasus disertai nyeri otot , nyeri perut , atau batuk dalam 6 – 21 hari sejak terpapar bakteri.
·      Coxiella spesies coxiella burnetill menyebabkan pever , tidak termasuk zoonosis yang ditularkan melalui gigitan serangga penyebab penderita tertular dengan menghirup partikel udara yang mengandung bakteri ini serangan bisa menjadi akut dan kronis dengan gejala demam akut yang tiba – tiba dan disertai radang paru – paru seperti pneumonia (radang paru) atau infeksi kronis yang berlangsung lama disertai radang selaput pembungkus jantung seperti endokarditis.
·      Bortonella menimbulkan bartonellosis atau penyakit carrion , dan ditularkan oleh lalat pasir (sand files) yang sering ada di daerah ketinggian sedang di Andes , Amerika selatan bagooan barat. Bakteri ini bisa juga menyebabkan penyakit serupa tifus epidemik  yang disebut Trench fever , tapi biasanya sembuh sendiri atau self – limitied. Bakteri Bortenella Henselae menyebabkan penyakit garukan atau garukan kucing (cat – scratch disease) karena infeksi terdaji di area bekas garukan kucing rumah yang terinfeksi. Sehubungan dengan epidemik AIDS , Bortenella Henselae menjadi infeksi Opartunistik (Penyakit penyerta ; yang menyerang penderita dengan kekebalan tubuh menurun) yang disebut anglomatosis basiller. Klinisnya menyerupai lesihea]mangioma dikulit dan organ dalam , disertai dengan pembesaran dan peradangan kelenjar limfe disekitar area garutan atau garukan kucing , gejala ini bisa terjadi dalam beberapa bulan dan biasanya sembuh dengan sendirinya.
Bartonella Bacilliformis menyerang sel darah merah manusia , dan bisa mengakibatkan anemia hemaolitik akut bahkan sering menjadi parah. Jika infeksi menjadi kronis , muncul lesi yang serupa dengan angiomatosis basiller , disebut verugga peruana (peruvian warts). Penyakit ini sering disebut oroya fever atau carrion’s disease. Penamaannya berawal dari seorang mahasiswa kedokteran peruvian bernama Daniel Carrion yang membuktikan bakteri penyebab Verruga Peruana. Dia akhirnya wafat terkena anemua hemolitik infeksius akut yang tengah ditelitinya.
B. Pengobatan
Umumnya penyakit rikketsia dan penyakit yang menyerupainya masuh berespon baik dengan pilihan tetapi antibiotika asal tahap pengobatan segera dimulai pada fase awal penyakit. Pada Q fever , pengobatan seaat fase akut lebih menunjukkan peluang keberhasilan dibanding sudah memasuki fase akut kronis spertia pada radang selaput pembungkus jantung yang kronis.
Upaya pencegahan melalui beberapa vaksin telah dikembangkan untuk mencapai tingkat keamanan dan edektivitas yang diinginkan, sebagian di antaranya dianggap menemui kegagalan. Antibiotika sendiri bukan untuk pencegah , karena infeksi sering berisiko terhadap para pelancong , peringatan diberikan untuk selalu waspada jika memasuki daerah endemik.

 *-*


Saya sangat mengapreasikan segala kunjungan , komentar dan kritik pembaca ke Blog CALISTUNG PEMBELAJARAN. Semua itu telah membuat blog Calistung Pembelajaran menjadi lebih baik. Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam tulisan dan berinteraksi.

*Sehat itu mahal*


1 Response to "Penyakit Riketsia"

  1. Numpang promo ya Admin^^
    ingin mendapatkan uang banyak dengan cara cepat
    ayo segera bergabung dengan kami di ionpk.club ^_$
    add Whatshapp : +85515373217 || ditunggu ya^^

    BalasHapus