Ayo Belajar !!!
A. Sejarah Sastra
Angkatan ini ditandai dengan terbitnya majalah sastra Horison. Semangat avant-grade sangat menonjol pada angkatan ini. Banyak karya sastra pada angkatan ini yang sangat beragam dalam aliran sastra, munculnya karya sastra beraliran surealistik, arus kesadaran, arketip, absurd, dan lain-lain. Penerbit Pustaka Jaya sangat banyak membantu dalam menerbitkan karya sastra pada masa ini. Sastrawan pada akhir angkatan yang lalu termasuk juga dalam kelompok ini diantaranya Motinggo Busye, Purnawan Tjondronegoro, Djamil Suherman, Bur Rasuanto, Goenawan Moehammad, Sapardi Djoko Damono, dan Satyagraha Hoerip Soeprobo dan termasuk paus sastra Indonesia, H.B. Jassin.
Nama angkatan ’66 dicetuskan Hans Bague (H.B) Jassin melalui bukunya yang berjudul Angkatan ’66. Angkatan ini lahir bersamaan dengan kondisi plitik Indonesia yamg tengah mengalami kekacauan akibat merajalelanya paham komunis. Pada saat itu, PKI hendak menguasai Negara dan berusaha menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi komunis. Oleh karena itu, karya sastra yang lahir pada periode ini lebih banyak yang berwarna protes terhadap keadaan sosial dan politik pada masa itu.
Pada masanya karya sastranya berupa novel, cerpen dan drama kurang mendapat perhatian, bahkan sering menimbulkan kesalahpahaman. Ia lahir mendahului jamannya. Beberapa sastrawan pada angkatan ini antara lain: Umar Kayam, Ikranegara, Leon Agusta, Arif C. Noer, Akhudiat, Darmanto Jatman, Arief Budiman, Goenawan mohamad, Budi Darma, Hamsad Rangkuti, Putu Wijaya, Wisran Hadi, Wing Karjo, Taufik Ismail dan masih banyak lagi.
B.Ciri-ciri Angkatan 66
- Mulai dikenal gaya efik (bercerita), dan pada puisi muncul puisi-puisi balada.
- Puisinya menggambarkan kemuraman (batin), hidup yang menderita
- Prosanya menggambarkan maslah kemasyarakatan, misalnya tentang perekonomian yang buruk, pengangguran, dan kemiskinan.
- Cerita dengan latar perang dalam prosa mulai berkurang, dan pertentangan dalam politik pemerintahan lebih banyak mengemuka.
- Banyak terdapat penggunaan gaya retorik dan slogan dalam puisi.
- Muncul puisi mantra dan surealisme (absurd) pada awal tahun 1970-an yang banyak berisi tentang kritik sosial dan kesewenang-wenangan terhadap kaum lemah.
C. Gaya Bahasa Agkatan 66
Menegakkan keadilan dan kebenaran berdasarkan Pancasila dan UUD 45, menentang komunisme dan kediktatoran, bersama Orde Baru yang dikomandani Jendral Suharto ikut menumbangkan Orde Lama, mengikis habis LEKRA dan PKI. Sastra Angkatan ’66 berobsesi menjadi Pancasilais sejati. Yang paling terkenal adalah “Tirani” dan “Benteng” antologi puisi Taufiq Ismail. Hampir seluruh tokohnya adalah pendukung utama Manifes Kebudayaan yang sempat berseteru dengan LEKRA.
D. Unsur Estetik Angkatan 66
Angkatan ini lahir diantara anak-anak muda dalam barisan perjuangan. Angkatan ini mendobrak kemacetan-kemacetan yang disebabkan oleh pemimpin-pemimpin yang salah arus. Para mahasiswa mengadakan demonstrasi besar-besaran menuntut ditegakannya keadilan dan kebenaran.
Ciri-ciri sastra pada angkatan 66 adalah:
- Bercorak perjuangan anti tirani
- Protes politik, anti kezaliman dan kebatilan
- Bercorak membela keadilan, mencintai nusa, bangsa Negara, dan persatuan.
- Berontak terhadap ketidakadilan.
- Pembelaan terhadap pancasila.
- Berisi protes sosial dan politik.
- Berisi pergolakan.
- Menegakan keadilan dan pergerakan.
- Tidak bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan.
Hal diatas disebutkan dalam karya sastra pada masa angkatan 66 antara lain: Pabrik (Putu Wijaya), Ziarah (Iwan Simatupang),
Serta Tirani dan Benteng (Taufik Ismail), Pariksit (Goenawan Mohamad), dan sebagainya.
Dibawah ini merupakan contoh puisi karya Taufik Ismail:
E. Penulis dan Karya Sastra Angkatan 66
Abdul Hadi WM
• Laut Belum Pasang (kumpulan puisi)
• Meditasi (kumpulan puisi)
• Potret Panjang Seorang Pengunjung Pantai Sanur (kumpulan puisi)
• Tergantung Pada Angin (kumpulan puisi)
• Anak Laut Anak Angin (kumpulan puisi)
Sapardi Djoko Damono
• Dukamu Abadi (kumpulan puisi)
• Mata Pisau dan Akuarium (kumpulan puisi)
• Perahu Kertas (kumpulan puisi)
• Sihir Hujan (kumpulan puisi)
• Hujan Bulan Juni (kumpulan puisi)
• Arloji (kumpulan puisi)
• Ayat-Ayat Api (kumpulan puisi)
Goenawan Mohamad
• Interlude
• Parikesit
• Potert Seorang Penyair Muda Sebagai Si Malin Kundang (kumpulan esai)
• Asmarandana
• Misalkan Kita di Sarajevo
Umar Kayam
• Seribu Kunang-kunang di Manhattan
• Sri Sumarah dan Bawuk (kumpulan cerita pendek)
• Lebaran di Karet, di Karet (kumpulan cerita pendek)
• Pada Suatu Saat di Bandar Sangging
• Kelir Tanpa Batas
• Para Priyayi
• Jalan Menikung
Danarto
• Godlob
• Adam Makripat
• Berhala
Putu Wijaya
• Telegram
• Stasiun
• Pabrik
• Gres
• Bom
• Aduh (drama)
• Edan (drama)
• Dag Dig Dug (drama)
Iwan Simatupang
• Ziarah
• Kering
• Merahnya Merah
• Koong
• RT Nol/ RW Nol (drama)
• Tegak Lurus Dengan Langit
Arifin C. Noer
• Tengul (drama)
• Sungai Tanpa Dasar (drama)
• Kapai Kapai (drama)
Djamil Suherman
• Sarip Tambak-Oso
• Umi Kulsum (kumpulan cerita pendek)
• Perjalanan ke Akherat
• Sakerah
Taufik Ismail
• Jaket Berlumur Darah
• Harmoni
• Jalan Segara
• Karangan Bunga (kumpulan puisi)
• Salemba (kumpulan puisi)
• Seorang Tukang Rambutan Kepada Istrinya (kumpulan puisi)
*-*
Saya sangat mengapreasikan segala kunjungan , komentar dan kritik pembaca ke Blog CALISTUNG PEMBELAJARAN. Semua itu telah membuat blog Calistung Pembelajaran menjadi lebih baik. Saya mohon maaf jika terdapat kesalahan dalam tulisan dan berinteraksi.
Semoga bermanfaat.
*Salam Pendidikan*
*Setiap manusia memiliki tanggung jawab masing - masing*
*Referensi diskusi kelompok rangkuman sastra*
0 Response to "Ringkasan Sastra Angkatan 66"
Posting Komentar